MENJALIN KOMUNIKASI DENGAN SISWA MELALUI KUNJUNGAN RUMAH

MENJALIN KOMUNIKASI DENGAN SISWA MELALUI KUNJUNGAN RUMAH

Moment lebaran yang baru saja kita lewati mengajarkan banyak hal kepada kita. Salah satunya adalah tradisi silaturahmi. Saat lebaran setiap orang berbondong – bondong untuk menjalin silaturahmi baik kerumah saudara, keluarga, maupun teman. Silaturahmi terbukti merupakan tradisi yang cukup baik untuk meningkatkan kerukunan dan keakraban hubungan seseorang dan lainnya selama hal tersebut dilandasi dengan nilai yang baik. Tak berhenti di moment lebaran saja silaturahmi di lingkungan sekolah seperti misalnya silaturahmi pihak sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah, pihak sekolah dengan
dunia usaha dan dunia industri atau pihak sekolah dengan orangtua siswa selalu diusahakan tetap terjaga dengan baik.

Dalam menjalani dan menikmati tugas menjadi seorang guru terkadang kita
mengalami kegagalan komunikasi dengan siswa kita. Seringkali hal tersebut terjadi karena siswa menunjukkan perilaku yang tidak diharapkan. Seperti sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan, kemudian saat ditanya hanya diam saja, tanpa bisa berkata apa – apa. Sebagai guru tidak mungkin memaksakan bertanya lebih mendalam apabila hal seperti ini terjadi, dan tentu saja komunikasi akan mandeg atau berhenti Seorang guru yang baik tentu saja tidak bisa membiarkan hal seperti ini berlarut larut terjadi. Perlu dicari lebih mendalam penyebab mengapa siswa berperilaku demikian.

Sebagian besar masalah siswa berakar dari rumah. Disinilah silaturahmi antara pihak sekolah dengan orantua siswa sangat diperlukan, atau yang biasa kita sebut sebagai Home Visit. Dan berkoordinasi dengan guru BK dan menceritakan apa yang terjadi dengan siwa tersebut supaya masalah cepat terselesaikan dan siswa bisa mengikutu Pelajaran dengan senang tidak ada sesuatu hal yang menggangu dia dalam pembelajaran. Dengan adanya
kolaborasi melalui pertemuan tatap muka dengan orangtua/wali peserta didik di tempat tinggal yang bersangkutan. Hanya saja kunjungan rumah tidak perlu dilakukan untuk semua siswa. Hanya bagi siswa yang permasalahannya memerlukan keterangan lebih dan tidak dapat terselesaikan di sekolah saja yang diperlukan untuk berkunjung kerumah atau home visit.

Dengan hubungan yang baik dengan orangtua siswa atau anggota keluarga yang lain, pengamatan serta wawancara. Kegiatan kunjungan rumah sebenarnya lebih menguntungkan, karena penerimaan orangtua terhadap guru di rumahnya sendiri akan lebih akrab dibanding bila orangtua mendapat panggilan ke sekolah, sehingga memungkinkan terjalinnya kerjasama. Yang terpenting adalah menjalin kenyamanan komunikasi dengan orangtua agar
tidak canggung menceritakan kondisi siswa, bahwa siswa sering tidak masuk karena tidak punya uang saku atau uang untuk transportasi. Kondisi ekonomi yang tidak mendukung, seolah olah mengaburkan harapan siswa untuk meneruskan sekolah. Berdasarkan wawancara juga mendapat informasi bahwa orangtua siswa dulunya juga putus sekolah. Prosentase siswa putus sekolah untuk orangtua yang pernah putus sekolah lebih tinggi dibandingkan
siswa yang orantuanya lulus tingkat SMU/SMK. Dengan mengetahui permasalahan – permasalahan tersebut kemudian berusaha menelusuri secara menyeluruh melalui pendekatan dengan keluarga akan meningkatkan keakraban. Keakraban akan membawa keterbukaan, siswa dengan melihat orangtuanya tidak ada keengganan dengan gurunya pasti juga akan
mengembangkan kebiasaan untuk terbuka mengemukakan masalahnya. Apabila seorang guru telah menemukan akar permasalahn dari seorang siswa hal ini akan dilaporkan oleh kepala sekolah hingga kemudian akan didapatkan solusi pemecahan masalah.

Kunjungan rumah (homevisit) merupakan salah satu kepedulian sekolah terhadap masalah siswa. Bahwa tidak hanya masalah yang berlatar belakang akademik saja namun terkadang penanganan permasalahan siswa seringkali memerlukan pemahaman yang lebih lengkap tentang suasana rumah, atau keluarga siswa. Apabila satu sama lain mampu menemukan cara berkomunikasi secara efektif tentunya akan lebih mudah untuk terus meningkatkan kerjasama dalam mengiringi siswa mengadakan perubahan perilaku kearah yang semakin baik dan nyaman dalam belajar disekolah.

Artikel Lengkap bisa di unduh disini. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *